Media sosial kini bukan hanya sekadar tempat bersosialisasi, melainkan juga sebagai tempat bertransaksi, sehingga social commerce hadir. Social commerce memanfaatkan penggunaan media sosial yang masif untuk menjadi ladang bisnis bagi pengguna.
Ada beberapa hal membingungkan berkaitan dengan social commerce apabila disandingkan dengan e-commerce. Dengan demikian, artikel ini akan membahas hal-hal berkaitan dengan topik ini dan apa saja yang bisa dimanfaatkan bisnis.
Simak artikel ini hingga selesai untuk mendapatkan insight mendalam!
Apa yang Dimaksud dengan Social Commerce?
Social commerce merujuk pada aktivitas penggunaan platform media sosial untuk menjual produk secara langsung kepada pelanggan.
Konsep social commerce berkaitan dengan beberapa aktivitas, dimulai dari berinteraksi dengan pelanggan dari komen dan umpan balik hingga mengiklankan dan menjual produk langsung di media sosial.
Strategi ini dijalankan bisnis untuk menggaet transaksi online menggunakan platform media sosial. Praktik ini digunakan tidak lain berdasarkan kecenderungan penggunaan media sosial bagi pelanggan potensial.
Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan VML, 53% pengguna global akan lebih melakukan pembelanjaan melalui media sosial di masa depan. Bukti ini menegaskan bahwa social commerce menjadi lahan baru untuk menggerakkan bisnis.
Namun, penjelasan mendetail mengenai alasan bisnis memanfaatkannya akan dibahas di bagian selanjutnya.
Kenapa Social Commerce Jadi Tren?
Fenomena belanja online makin bergerak cepat sesaat setelah COVID-19 melanda dunia. Kebiasaan berbelanja online ini nyatanya tidak hanya menjadi tren sesaat ketika dunia lumpuh, tetapi berlanjut hingga pandemi usai.
Kemudahan berbelanja daring menjadi alasan dari kebanyakan orang beralih ke model belanja ini. Tanpa meluangkan waktu khusus, barang yang mereka butuhkan bisa segera mendarat di tangan.
Popularitas pengguna media sosial adalah alasan terbesar kenapa social commerce menjadi tren di masyarakat. Dilansir dari SimilarWeb, WhatsApp, Instagram, X (Twitter), Facebook, dan YouTube adalah 5 platform media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia.
Dominasi pengguna ini membuat jangkauan dan pengaruh platform-platform besar tersebut menarik skala global. Dengan jangkauan luas ini, pengguna tidak hanya menggunakan platform media sosial mereka sekadar untuk browsing, mengunggah, atau bersosialisasi. Itulah mengapa social commerce melesat tinggi menjadi sebuah tren.
Contoh Social Commerce di Indonesia
Seperti definisinya, social commerce adalah media jual beli yang dilakukan di media sosial. Media sosial dalam hal ini adalah platform yang digunakan masyarakat untuk berinteraksi sosial.
Menurut Statista, pengguna media sosial secara global mencapai 5,42 miliar pengguna di tahun 2025. 143 juta di antaranya adalah pengguna di Indonesia.
Jumlah fantastis ini sejalan dengan jumlah masyarakat Indonesia, sehingga peluang untuk memanfaatkan media sosial untuk melakukan aktivitas jual beli adalah hal yang tepat.
Berikut adalah contoh social commerce di Indonesia yang paling banyak digunakan masyarakat.
1. Instagram
Media sosial besutan Meta ini menjadi salah satu platform raksasa yang memiliki jumlah pengguna yang fantastis di Indonesia. Pengguna Instagram di Indonesia pada tahun 2025 dilaporkan berjumlah 103 juta, dilansir dari Meta.
Fenomena ini membuat Meta pun berinovasi dengan menghadirkan Instagram Shopping yang digunakan untuk bisnis-bisnis menjual produk mereka. Fitur yang diluncurkan sekitar 2019/2020 ini membuat perubahan yang cukup besar pada media sosial satu ini.
Dengan besarnya pengguna Instagram, bisnis yang memiliki daya tarik visual dapat memanfaatkan platform ini untuk menjajakan produknya. Untuk mengoptimalkan proses layanan pelanggan, implementasi omnichannel dapat menjadi keputusan strategis untuk membuat layanan yang lebih mulus.
2. Facebook
Platform social commerce lain di bawah naungan Meta lainnya adalah Facebook. Jumlah pengguna dengan jangkauan yang luas membuat platform ini dimanfaatkan untuk menjadi platform jual-beli.
Facebook memungkinkan pengguna untuk melakukan proses jual-beli melalui Facebook Marketplace di dalam jejaring sosial platform ini.
3. TikTok

Salah satu platform social commerce yang saat ini tengah digandrungi konsumer di Indonesia adalah TikTok. Fenomena ini tidak lain disebabkan oleh pengguna platform ini yang sangat besar.
TikTok memiliki fitur-fitur yang memungkinkan pengguna melakukan proses transaksi di dalam aplikasi. TikTok Shop adalah fitur utama yang membuat pengguna dapat mencari, membandingkan,memasukkan keranjang, hingga melakukan pembelian di TikTok.
Contoh-contoh tersebut dapat menguntungkan bisnis yang memiliki cakupan besar pengguna di platform tersebut. Optimalisasi social commerce dengan kanal lain yang digunakan bisnis dapat meningkatkan skalabilitas bisnis.
Untuk memudahkan proses tersebut, omnichannel adalah sistem yang memudahkan integrasi seluruh kanal dalam satu dashboard yang mudah. Service SRM 3Dolphins menawarkan kemudahan tersebut dengan dukungan lebih dari 22 kanal dalam sistem dashboard yang terintegrasi.
Saat ini, TikTok pun dapat menjadi kanal yang diintegrasikan di dalam sistem omnichannel 3Dolphins. Bagi bisnis dengan konsumer pengguna TikTok, ini akan menjadi kunci kesuksesan bisnis.
Manfaat Strategi Social Commerce
Bisnis perlu mengetahui bahwa social commerce memiliki jangkauan yang luas, user-generated-content autentik, data bernilai, hingga pengalaman belanja yang dinamis. Hal inilah yang meningkatkan penjualan dan koneksi dengan pelanggan.
Berikut adalah manfaat dari penggunaannya di marketing modern.
1. Jangkauan Lebih Luas
Social commerce memungkinkan bisnis untuk memperluas visibilitas secara organik tanpa bergantung penuh pada iklan berbayar. Dengan memanfaatkan fitur seperti live shopping, Reels, dan TikTok Shop, brand bisa menjangkau calon pelanggan baru dengan cara yang lebih natural dan engaging.
2. User Generated Content (UGC)
Salah satu kekuatan utama social commerce adalah user-generated content (UGC), seperti review, unboxing, hingga video testimoni. Konten seperti ini membangun kepercayaan dan mendorong calon pembeli untuk melakukan pembelian karena terasa lebih jujur dan personal dibandingkan iklan konvensional.
3. Data dan Insight Bernilai Tinggi
Setiap interaksi di media sosial menghasilkan data penting tentang perilaku dan minat pelanggan. Data ini dapat dimanfaatkan untuk menyusun kampanye yang lebih tepat sasaran, meningkatkan retensi pelanggan, serta membantu pengembangan produk baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar.
4. Pengalaman Belanja yang Dinamis

Social commerce menghadirkan perjalanan belanja yang cepat, sederhana, dan menyenangkan. Pelanggan dapat melihat produk, berinteraksi dengan konten, hingga langsung melakukan pembelian tanpa meninggalkan platform. Ini pun mendorong adanya pengalaman end-to-end yang efisien.
Bagaimana Optimalisasi Social Commerce untuk Bisnis?
Setelah mengetahui keuntungan yang dapat didapatkan dengan social commerce, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana agar strategi satu ini berhasil.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan bisnis.
1. Tentukan Kanal yang Sesuai untuk Bisnis
Setiap platform media sosial tentu berbeda-beda. Beberapa mungkin dapat mengakomodasi bisnis dengan baik, beberapa di antaranya mungkin tidak.
Tiap kanal social commerce yang ada menawarkan fitur yang berbeda sekaligus kapabilitas yang juga berbeda.
Contohnya, TikTok menawarkan fitur keranjang kuning yang dapat disematkan di video promosi yang memudahkan pelanggan. Penggunaan TikTok cenderung lebih cocok untuk bisnis yang menawarkan produk yang sehari-hari yang mudah dipromosikan dalam bentuk video.
2. Interaksi dengan Audiens
Sebagai media sosial, interaksi memberikan nilai tambah untuk meningkatkan visibilitas bisnis. Hal ini juga menghasilkan perasaan dekat bagi pelanggan dengan bisnis.
Penggunaan media sosial memberikan kesempatan pengguna untuk berinteraksi dengan konten yang diproduksi oleh bisnis, baik itu memberikan tanda suka, komentar, menekan tombol ikuti, bahkan berinteraksi di DM. Interaksi inilah yang dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan presensi online bisnis.
3. Implementasi Chatbot
Tidak dapat dimungkiri, chatbot adalah alat yang sangat bermanfaat bagi bisnis, khususnya yang secara konsisten berhubungan dengan banyak pertanyaan pelanggan.
Keunggulan utamanya tentu dengan memberikan respons cepat terhadap masukan yang diberikan pelanggan, bahkan solusi untuk permasalahan mereka. Chatbot dapat didesain untuk menjawab pertanyaan umum hingga melakukan aktivitas tertentu, seperti memantau pembelian. Solusi chatbot dari 3Dolphins pun dapat menangani permasalahan ini, sehingga bisnis tidak lagi kewalahan menghadapi jumlah pesan masuk yang banyak di waktu bersamaan.
4. Manfaatkan Kreativitas
Kunci UGC yang menjadi poin utama dari social commerce memerlukan kreativitas dari bisnis untuk berinovasi. Konten yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan lebih berpotensi menghasilkan penjualan yang lebih tinggi.
Kreativitas di social media marketing memungkinkan bisnis memberikan pengalaman belanja daring yang menyenangkan bagi pelanggan.
Apa Perbedaan e-Commerce dan Social Commerce?
Setelah menyelam lebih jauh menyoal social commerce, mungkin beberapa sudah memahami garis besar perbedaannya dengan e-commerce.
Secara umum, perbedaan e-commerce dan social commerce terletak pada penggunaan media untuk melakukan proses jual-beli. Social commerce memanfaatkan kanal media sosial, sedangkan e-commerce umumnya menggunakan website atau aplikasi khusus.
Berikut adalah tabel rincian perbedaan keduanya.
| Aspek | e-Commerce | Social Commerce |
|---|---|---|
| Platform | Website atau marketplace | Media sosial seperti TikTok, Instagram, Facebook |
| Proses Pembelian | Dilakukan di luar platform sosial | Terintegrasi langsung di aplikasi |
| Interaksi Pelanggan | Terbatas pada ulasan produk | Interaktif melalui komentar, live, dan konten video |
| Kecepatan Transaksi | Lebih formal dan bertahap | Lebih cepat dan impulsif |
| Kelebihan Utama | Stabil untuk transaksi besar | Efektif untuk membangun awareness dan engagement |
Integrasi Omnichannel dengan 3Dolphins
Untuk memaksimalkan potensi social commerce, bisnis tidak hanya perlu hadir di berbagai channel, tetapi juga harus mampu mengelola seluruh interaksi pelanggan secara terintegrasi. Di sinilah 3Dolphins Omnichannel berperan.
Melalui satu sistem terpadu, bisnis dapat menghubungkan berbagai kanal, seperti TikTok, Instagram, hingga WhatsApp dan website, sehingga setiap percakapan pelanggan dapat direspons secara cepat dan konsisten.
Dengan integrasi ini, pengalaman pelanggan menjadi lebih lancar, personal, dan efisien di setiap titik interaksi.
Jadikan strategi social commerce Anda lebih kuat dengan integrasi omnichannel dari 3Dolphins. Hubungi kami untuk memulai transformasi digital bisnis Anda hari ini!
